Tuesday, February 16, 2016

Puisi (aku dan kamu)

aku dan kamu

aku dan kamu
berbicara tanpa suara
sampai detik ini hanya dengan kata-kata
dibantu oleh jaringan satelit yg dipasang jauh diatas sana 

aku dan kamu
adalah dua nama tanpa cerita
tak ada kisah masa lalu dari kita berdua
kamu orang pertama begitu juga sebaliknya
cerita kita,pasti adalah pertama untuk aku dan kamu 

aku dan kamu
berteduh di satu langit dan satu matahari yang sama
namun tak bisa saling menatap muka
kecuali dari layar kaca

aku dan kamu
saling menyimpan rasa yang tak terlihat bentuknya
dipertemukan yg tak terkira caranya,lewat takdirnya 

aku dan kamu
telah memulai cerita
sama-sama berjuang dengan tujuan yang sama
dan sama-sama tak tahu akhir cerita kita
yang aku dan kamu tahu sekarang
cukup jalani seperti ini dan apa adanya

icha (16/02/2016)

Puisi (Pintu kehidupan )

Pintu kehidupan 

Pintu itu sudah sangat jelas terlihat
tak sabar aku akan segera melewatinya
agar bisa melihat ruang-ruang didalam rumahnya

iya, itu adalah pintu untuk memasuki fase kehidupan selanjutnya
bersama salah satu anak manusia membangun keluarga
akan tetapi sayangnya,
pintu itu telah terkunci dengan takdirnya
yang membuat kita tak akan pernah mampu masuk kedalam
untuk sekedar melihat sudut-sudut kamarnya

bukan namamu yang tertulis disuratan
ada nama lain
pasti ada nama lain
yang lebih pantas dengan wanita sepertiku

kadang aku bertanya mengapa harus aku ? tuturku
lalu apa lagi yang mau dipertanyakan atas takdirNya yg jauh lebih sempurna ! hatiku berkata

untukmu yg tak bisa melewati pintu itu bersamaku
tenanglah disana
aku tahu kamu orang baik
doaku selalu menyertaimu

icha (13/02/2016)

Notes (gerimis)

gerimis

senja ini
gerimis telah mengguyur atap rumahku
gerimis juga menyirami kota tempat ku tinggal
apakah gerimis juga mampir dikotamu ?
jika memang iya
akan ku titip salam rinduku padamu
yang akan disampaikan gerimis lewat tetesan air yang akan jatuh diatas kepalamu
lalu turun mengalir melewati setiap sisi wajahmu
hingga salam rindu itu sampai dihatimu

icha (14/02/2016)

Cerpen (Kisah cinta mereka (Fika dan Radit))

Kisah cinta mereka (Fika dan Radit)

deg kedua mata fika membesar mulutnya terkunci wajahnya penuh dengan pertanyaan
matanya lurus kearah wajah bu anin yang menujuknya untuk maju menjawab jurnal dari salah satu transaksi akuntansi di papan tulis.dengan sangat terpaksa ia pun melangkah ke depan.
---
" Radit , ikut pulang bareng ya kearah otista kan ?" ucap vino setelah menepuk pundak radit yang berusaha mengeluarkan motor hitamnya.

" iya sama, sip kalau mau bareng." jawab radit singkat
---
membayangkan inti cerita kisah antara fika dan radit. menjadi teringat kembali kepada kisah hayati dan zainudin. hanya saja fika adalah seorang perempuan yg lebih jujur atas kata hatinya dibandingkan dengan hayati dan radit adalah seorang laki-laki yang tak mampu tetap mencinta setelah melepaskan tak seperti zainudin yang mempertahankan hayati di dalam hatinya walaupun ia tak bisa, bahkan hanya untuk sekedar memeluknya.
tak akan ku tulis cerita tentang hayati dan zainudin disini, melainkan fika dan radit lah yang akan menjadi peran utama.
---

fika anak pertama dari tiga bersaudara.
wanita keturunan padang dan makasar ini lahir dan tumbuh di jakarta.
penuh warna dan penuh cerita kurang lebih seperti itu gambaran tentang fika. setiap pulang sekolah menengah pertama selalu ada cerita dibagi bersama ayahnya, cerita tentang guru, teman dan pelajaran yang ia jalani disekolah.memasuki sekolah menengah kejuruan kelas IX fika sadar ada yang aneh dari kepergian pelayaran ayah nya kali ini.
suara hand phone fika memecah lamunannya dikantin sekolah.

" halo fika, pulang sekarang ya nak." suara lembut ibu dari kejauhan terdengar ditelinga fika.

" iya bu , kenapa aku harus pulang ?" jawab fika

"pulang dulu nak , ibu jelaskan setelah sampai rumah" lembut ibu fika menjawab

sesampainya di depan rumah,
layaknya sebuah cermin yang terjatuh dari ketinggian 500 m.
telah hancur berkeping-keping cermin tersebut menjadi serpihan halus yang tidak terlihat, begitulah perasaan fika saat tahu ayah nya yang hanya tinggal nama. Tenggelam bersama dengan kapal pelayaran nya. perasaan nya yang sedang kacau ditumpahkannya lewat deras air mata.
" lalu akan kemana aku berbagi cerita ?" gumam fika dalam hati menahan pedih yang berkecamuk dihatinya.
---

kehilangan seorang sosok ayah adalah salah satu ujian dari Tuhan.
satu tahun sudah fika lulus atas ujian tersebut. hari-hari selanjutnya kembali ia jalani dengan penuh semangat.
hingga sampai dikelas XII pada saat pelajaran B.Indonesia, bu rahma memberikan tugas kelompok untuk merangkum sebuah novell fiksi.

"fika, radit, rizky, dan bela kalian kelompok 2 ya" ucap bu rahma mengumumkan nama-nama murid yg disatukan untuk membuat kerja sama merangkum sebuah novell fiksi.

"aku sekelompok dengan radit, pria misterius yg suka baca komik di kantin sekolah ? apa ???" bicara fika dalam hati seolah tak percaya hasil pengumuman dari bu rahma.

satu hari setelah pengumuman nama kelompok fika, radit, rizky dan bella memutuskan untuk mencari novell fiksi bersama di toko buku yang tak jauh dari sekolah.

" dit, carinya di tempat novell fantasi bukan di bagian komik ! "

" tau kok fik, orang lagi liat-liat komik yg bagus dulu" sambil membalik lembaran komik santai radit menanggapi fika
----

Novel fiksi yang dipilih kelompok 2 berjudul Knife
"Novel yang kami pilih berjudul Knife karya R.J.ANDERSON  bercerita tentang kehidupan peri.Disini diceritakan bahwa seorang peri tidak mempunyai kekuatan sihir karena ada satu kejadian misteri di masa lalu, Misteri tersebut dipaparkan dengan rapi dalam novel yang ini,selain itu novel ini juga menceritakan tentang kehidupan manusia dan peri. dimana para peri takut dengan yang namanya manusia,kecuali Browny tokoh utama dalam novel yang mempunyai sifat pemberani, suka melakukan hal baru, agak sedikit pembangkang, dan berusaha untuk selalu tau hal-hal yang belum Ia ketahui. Browny mengubah namanya menjadi Knife sejak Ia mendapat tugas dari sang Ratu untuk menjadi pemburu. Menjadi pemburu memang impian Knife sejak lama karena dengan menjadi pemburu Knife tidak harus terkurung didalam Oak dan dapat melihat dunia luar Oak dengan lebih jelas. Dengan menjadi seorang pemburu
 mengantarkan Knife mengenal sosok manusia bernama Paul. Paul laki-laki yang selalu duduk di kursi roda yang tinggal tak jauh dari Pohon Oak (tempat tinggal para peri). awalnya mereka berteman dengan baik tetapi sejak kejadian Knife yang menolong Paul saat Paul mencoba menenggelamkan dirinya yang putus asa kedalam kolam, Paul mulai simpati terhadap Knife. Kejadian tersebut juga membuat Knife dan Paul kaget karena dengan tiba-tiba Knife berubah menjadi sosok manusia dan dapat menolong Paul. dengan Paul lah Knife akan membuka misteri tentang hilangnya sihir para peri dan membuka cerita kehidupan-kehidupan peri di masa lalu." tenang fika menjelaskan intisari cerita novell fiksi yang dipilih oleh kelompok nya.

tepuk tangan teman2 sekelas menyambut fika dan teman2 sekelompok nya seusai fika menyelesaikan cerita tentang novel yang dipilih oleh kelompok mereka.

Tak disangka sejak satu kelompok di pelajaran
B.indonesia fika dan radit semakin dekat. mereka saling berbagi cerita soal film dan juga komik. sampai akhirnya mereka merasa berada dalam satu ikatan yang satu sama lainnya sulit untuk saling melepaskan dan menjalin hubungan yang lebih serius dalam artian hubungan sepasang kekasih adalah jalan yg akhirnya mereka ambil.
---
tak lama lagi fika, radit dan semua teman seangkatan mereka akan melepaskan seragamnya .
dan hari-hari kehidupan disekolah akan berakhir.
berganti dengan pakaian bebas yang harus tetap gaya ala mahasiswa dan mahasiswi zaman sekarang.
kelulusan membuat genggaman mereka, fika dan radit semakin erat, seolah tak ada masalah dengan jarak dan waktu atas hubungan mereka nantinya.
---

"fika , ibu senang dengan radit. dia sopan namun sayang tak banyak yg bisa diharapkan dari sosoknya" ditemani senja ujar ibu kepada fika diteras rumah

"maksud ibu, apa yang tak bisa diharapkan ?" mengerut kedua alis fika balik bertanya

"kamu tahu kan ayah telah meninggalkan kita dari satu tahun yg lalu, ibu sendiri mengambil alih tanggung jawab atas tiga orang anak.menjadi seorang ibu sekaligus seorang ayah. Namanya dewa ia asli orang makasar. sekarang ia telah menjabat menjadi seorang polisi junior yang pangkatnya masih ada dilevel yg paling bawah, nanti pelan-pelan pasti naik ,karena memang umurnya masih muda hanya satu tahun diatas kamu. keturunan keluarganya lebih jelas dari pada radit teman sekolah mu itu. setelah ditunjukan fotomu ia tertarik dan akan melamarmu kerumah minggu depan." jelas ibu fika sambil menyeruput teh hangatnya

"ibu, kenapa membuat keputusan tanpa bertanya sama aku dulu bu ? " nada tinggi fika menjawabnya

"ini untuk kebaikan kamu fika dan juga untuk kebaikan keluarga kita. ibu mau yang terbaik untuk kamu. dewa juga pasti akan menanggung biaya kuliahmu dan biaya sekolah kedua adikmu. ibu yg merawatmu dari kecil fika. ibu bisa melihat masa depan itu ada di dewa bukan di radit. nantinya kamu akan tahu bahwa membangun rumah tangga tidak cukup hanya berpondasikan cinta. harusnya kamu lebih sayang kepada ibu yang sudah kenal kamu dari delapan belas tahun yang lalu dari pada radit yang baru dekat dengan kamu dari dua tahun yang lalu." tenang ibu menjelaskan maksudnya kepada fika

"tapi bu !!"

"tidak ada tapi, keputusan ini untuk kebaikan. sekarang sampaikan saja rencana untuk hidupmu kepada radit. dan persiapkan dirimu tanggal 06/10/2012 karena dewa akan datang dengan keluarganya melamar mu" jelas ibu mengakhiri percakapan lalu melangkah kedalam rumah.
---


"assalamualaikum radit. maaf keputusan penting ini hanya bisa aku sampaikan lewat sms, sebaiknya hubungan kita sampai disini saja. karena tanggal 06/10/2012 nanti aku akan dilamar oleh calon yg dipilihkan oleh ibuku. mohon doa bahagia untukku, aku juga mendoakan bahagia untukmu" jari jemari fika tergetar mengetik sms kepada radit menahan bendungan air mata agar tak terjatuh melewati sela-sela diwajahnya.

"kring" sms fika sampai di hp radit 01/10/2012 pukul 21:00 wib

"ehmm , tumben fika sms malem-malem" sergap radit mengambil hp dari atas tempat tidurnya.
kemudian radit mengusap-usap kedua matanya seolah tak percaya itu adalah sms dari fika. dilakukannya beberapa kali hingga tak ada yg berubah. penglihatan nya sama sekali tak salah. sms itu memang dari fika yang ditunjukan untuknya.
sebagai seorang laki2 menerima sms seperti itu dikamar sendiri adalah tempat yg sangat tepat. karena ditempat itu tak perlu lagi bagi radit untuk menahan air mata. aliran bulir bening itu terus mengalir dari laki-laki penyuka komik ini. dengan sisa kekuatan hatinya radit membalas smsnya.

"pilihan ibu kamu adalah yang terbaik untuk kamu. aku hargai apapun keputusanmu. aku turut berbahagia untuk kamu fika :-)" balas radit
dari kejauhan fika pun membaca balasan sms dari radit. setelah membaca,tangisan anak gadis berusia delapan belas tahun ini bukan mereda malah semakin jadi dibuatnya. terisak-isak fika diatas tempat tidurnya.
fika dan radit sama-sama merasakan perih itu di hati keduanya seperti perihnya luka yg harus diteteskan alkohol untuk penyembuhan atau mungkin lebih dari itu.
---
kesedihan dari wajah fika tak hilang walau lamaran yang akan dilakukan dewa dan keluarganya adalah besok.

"aku gak bisa terus kayak gini, membohongi hatiku dan diriku sendiri. setelah menikah mungkin aku akan tetap berbohong pada diriku sendiri dan juga dewa. tak boleh ada kebohongan dari awal untuk membangun sebuah keluarga, aku harus mengambil keputusan dan tindakan" ujar fika dalam hati yang langsung mencari hp dari dalam tasnya untuk menelphon tantenya dimakasar.

"halo tante aku minta tolong belikan aku tiket pesawat kemakasar untuk hari ini"

"harus hari ini fika ? sahut tante terdengar jelas ditelinga fika

"iya tante harus hari ini , alasannya nanti aku jelaskan dimakasar"

"okey, sekarang kamu langsung kebandara saja fika , tante belikan via online"

"makasi tante" lirih fika menjawab, mengakhiri percakapan
----

"maafkan aku bu, aku gak bisa" terbesit suara fika dari dalam hatinya. duduk termenung ia ditemani dengan putihnya awan diluar jendela pesawatnya.
----

satu minggu sudah setelah tanggal 06/10/2012 lamaran yang tak jadi dilakukan oleh dewa dan keluarganya karena penolakan fika yang dilakukan nya dengan pergi tanpa pamit ke makasar. 14/10/2012 fika kembali kejakarta dengan perasaan yang lebih lega walaupun ia tak kuasa mengubah mimik kecewa dari wajah ibunya.

kembali diteras rumahnya.

"maafkan fika bu" fika memulai buka suara sambil meraih tangan kanan ibunya agar ia genggam
mata ibunya kosong sangat kecewa raut wajahnya. bibirnya terkatup rapat tak membalas suara dari mulut fika.

"maafkan fika bu" kembali fika berujar dengan lebih lirih dan lebih kuat genggaman tangannya

"iya fika, ibu tak bisa memaksamu. walaupun jujur ibu sangat kecewa tapi sekali lagi ibu tak bisa memaksamu. telphon lah radit undang dia kesini untuk sekedar minum teh dan mengobrol bersama" jawab ibu dengan teduh senyuman dari bibirnya

jawaban ibu sangat melegakan hati fika. tak lama berselang fika menelphon radit dan menceritakan bagaimana ia mempertahankan kata hatinya. lebar senyuman radit menjawab telphon fika kali ini. tak lupa juga fika menyampaikan amanah ibunya untuk mengundang radit kerumahnya tgl 15/10/2012 pukul 16:00 untuk minum teh bersama. radit pun memenuhi undangan fika dan ibunya dengan pakaian yg sangat rapi dan wangi.

15/10/2012 pukul 16:30

"kamu anak pertama dari 3 bersaudara ?" tanya ibu fika

"iya tante, saya anak pertama" ujar radit dengan sedikit tegang

walaupun cuaca senja yg menemani mereka diteras rumah sangat terasa damai namun
suasana yang agak sedikit kaku terasa dipercakapan mereka bertiga di sore hari itu. sampai pada pertanyaan ibu fika yang cukup menjadi alasan berhentinya sejenak aliran darah ditubuh radit.

"jadi gini ya radit, fika ini anak perempuan perlu dengan yg namanya kejelasaan. tidak boleh ada hubungan yang tak jelas entah sampai atau tidak dibangku pelaminan, kapan kamu berani dan mau melamar?" tutur ibu dengan tegas didepan wajah radit

"uhuk uhuk uhuk" dengan pertanyaan itu tersedak radit yang sedang meminum teh dari cangkir putihnya

"iya tante Insya Allah satu tahun dari sekarang. sekarang mau kumpulin uang dulu untuk modal pernikahan" jawab radit berusaha tenang

"tante pegang janji kamu radit, kalau kamu benar2 seorang laki2, kamu tak akan main2 dengan janji kamu dan pasti kamu berusaha membuktikannya" datar ibu fika menanggapi radit dan melihat radit dengan seksama

"insya Allah tante" senyuman radit mengiringi jawabannya kali ini.
---
penantian fika dan radit adalah satu tahun lagi. selama masa penantian mereka sama-sama bekerja untuk modal keluarga kecil mereka nantinya.
semoga rencana mereka sama dengan rencana Allah hingga disatukannya kedua insan dalam sebuah ikatan yang kokoh dan suci yaitu sebuah pernikahan. Amiin.

icha (14/02/2016)

Puisi (Seperti Udara)

Seperti Udara

Tak pernah ku lihat bentuk nya
namun aku masih bisa merasakan kehadirannya
Tak pernah ku duga kedatangannya
seketika muncul dari arah yang tak pernah disangka-sangka
Tak ada satupun manusia yang tak mendamba kehadirannya
yang selalu memberikan kesejukan, ketenangan, dan rona merah diwajah
Tak ada satupun manusia yang tak membutuhkannya
dialah pemeran utama, agar tetap berjalan siklus pernafasan ditubuh manusia
Ya, seperti itulah adanya udara
yang sama persis seperti cinta

icha 12/02/16

Puisi (warna)

warna

Terlalu banyak warna dialam ini tapi tak banyak yg ku pakai
yg ku pakai hanyalah hitam atau pun putih
hitam dan putih lah yang menemani keseharianku
menemani langkahku menuntut ilmu dan mencari sebagian rezeki

lalu sampai pada satu waktu yg mempertemukan aku denganmu
pada saat itulah aku sangat senang memakai banyak warna
rasanya sangat indah bahkan terlalu indah
warna warni menyelimuti setiap hari-hariku
tak akan lagi hanya hitam atau pun putih
goresan pelangi telah hadir dalam setiap derap langkahku 

lalu sampai pada satu waktu
setelah Tuhan mempertemukan lalu Ia
memisahkan aku dan kamu dengan caranya
sungguh , sirna, hilang dan habis semua
warna dalam diary kehidupanku
tak ada lagi pelangi itu
tak ada satu warnapun yang tersisa
tajam warna kelabu mengisi hari-hariku
tak tahu lagi aku harus kemana
mencari dan mengumpulkan warna pelangi itu

icha (13/02/2016)

Puisi (Bukalah Matamu)

Bukalah Matamu

aku sering berlalu lalang dihadapanmu
akan tetapi aku bagaikan malaikat atau mungkin iblis
dihadapanmu seperti makhluk gaib
yang tak mampu kau raih dengan indera penglihatanmu 

aku sering berbisik ditelingamu mengutarakan rasaku
akan tetapi aku layaknya angin
yang suaranya sama sekali tak penting tak perlu dihiraukan 

aku sering berdiri dibelakangmu pada saat upacara di hari senin
akan tetapi bagimu yg berada dibelakangmu itu
bukanlah seorang wanita melainkan
sebuah dinding yg sama sekali tak butuh perhatianmu

aku sering melangkah beriringan disampingmu
jika tidak dikanan atau dikiri
tetapi seolah kau selalu merasa berjalan sendiri
hanya ditemani musik yang tersumbat dikedua telingamu 

aku sering sekali berbicara sambil memperhatikan tingkahmu
akan tetapi kau tetap fokus dengan buku bacaan ditanganmu 

aku yang terlalu sering bahkan setiap saat menghirup udara di alam ini
sesering itu pula kau ikut ambil bagian dalam detak jantungku

untuk kamu yang hanya bisa mewujudkan cintaku sampai batas aksara
ada satu permohonanku
"Bukalah Matamu"

icha (13/02/2016)